KIMIA
FARMASI
IDENTIFIKASI
ACETOSAL
oleh
VENTY SELVIANA
AKADEMI
ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
PUTRA
INDONESIA MALANG
2011
IDENTIFIKASI
ACETOSAL
1.
Tujuan
Ø Untuk
mengetahui adanya acetosal dalam sampel.
2.
Pemerian
Acetosal adalah hablur tidak berwarna atau serbuk
putih tidak berbau dan berasa asam (CCIO). Kelarutan sukar larut dalam air,
mudah larut dalam etanol, larut dalam kloroform, dan dalam eter.
Kelarutan
|
Air
|
Etanol
|
Aseton
|
Eter
|
Kloroform
|
|
1 : 300
|
1 : 7
|
1 : 10
|
1 : 20
|
1 : 20
|
Acetosal
termasuk golongan analgesik/antipiretik (penghilang rasa sakit dan obat turun
panas). Pada dosis sekitar 250-500 mg,
asetosal berfungsi sebagai analgetik/antipiretik, tetapi pada dosis kecil
sekitar 60-110 mg) asetosal juga berkhasiat untuk anti agregasi platelet, atau
gampangnya untuk mencegah penggumpalan darah, sehingga banyak digunakan oleh
pasien stroke untuk melancarkan peredaran darah. Asetosal dosis kecil terkenal
dengan nama dagang Aspilet.
Acetosal bersifat asam (karena memiliki gugus asam karboksilat),
sehingga cukup berefek pada lambung. Bagi
yang mempunyai gangguan lambung, seperti maag, sebaiknya menghindari menggunakan
acetosal,karena acetosal bersifat asam dan akan memperbanyak produksi asam
lambung yaitu HCl sehingga akan mengakibatkan lambung terasa perih bagi yang
memiliki gangguan lambung.
Rumus
molekul acetosal C9H8O4
Rumus
struktur acetosal:
Cara
mengidentifikasi acetosal
1.
Acetosal didihkan dengan 50 ml air
selama 5 menit, dinginkan dan tambahkan 1 atau 2 tetes FeCl3 terjadi
warna ungu. (FI IV)
2.
Panaskan dengan 2 ml etanol dan 2 ml
asam sufat pekat, tercium bau etilasetat (reaksi esterifikasi) (IO hal 93)
Reaksi
: C9H8O4 + C2H5OH + H2SO4p
3.
Dengan pereaksi Frohde membentuk warna
biru ungu.(LACO hal 438)
4.
Dengan pereaksi Marquis (2 tetes
formaldehida 25% + 3 tetes H2SO4) membentuk warna merah
bata. (LACO hal 438)
5.
Panaskan zat dengan 1 tetes KOH dalam
etanol setelah dingin tambahkan 1 teteskan FeCl3 terbentuk warna
violet yang intensif. (CCIO)
6.
Serbuk diletakkan dibawah lampu UV akan
berfluorescensi ungu.
7.
Asetosal ditambah aseton ditambah air
akan terbentuk Kristal dan jika diamati di mikroskop bentuknya seperti jarum.
Reagen-reagen
yang digunakan untuk mengidentifikasi acetosal
1. FeCl3 2%
Cara membuat : 2 gram zat FeCl3
di larutkan dalam 100 ml aquades.
2. Etanol
(C2H5OH)
3. Asam
sulfat (H2SO4)
4. Frohde
(0,10 g amonium molibdat dalam 10 ml H2SO4 pekat)
5. Marquis
(2 tetes Formaldehide 25 % + 3 tetes H2SO4 p), tidak
dibuat larutan marquis, larutan asetosal ditetesi formaldehid lalu H2SO4 saat uji identifikasi
6. KOH
2%
7. Aseton
Mekanismme yang terjadi didalam tubuh adalah menghambat
sintesis prostaglandin sintetase. Prostaglandin
sendiri adalah suatu senyawa dalam tubuh yang merupakan mediator nyeri dan
radang/inflamasi. Terbentuk dari asam arakidonat pada sel-sel tubuh dengan
bantuan enzim cyclooxygenase (COX). Dengan
penghambatan pada enzim COX, maka prostaglandin tidak terbentuk, dan nyeri atau
radang pun reda. Prostaglandin juga merupakan senyawa yang mengganggu
pengaturan suhu tubuh oleh hipotalamus sehingga menyebabkan demam. Hipotalamus
sendiri merupakan bagian dari otak depan kita yang berfungsi sebagai semacam “termostat
tubuh”, di mana di sana terdapat reseptor suhu yang disebut termoreseptor.
Termoreseptor ini menjaga tubuh agar memiliki suhu normal, yaitu 36,5 – 37,5
derajat Celcius.
Pada keadaan tubuh sakit karena infeksi atau cedera sehingga timbul
radang, dilepaskanlah prostaglandin tadi sebagai hasil metabolisme asam
arakidonat. Prostaglandin akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus,
di mana hipotalamus akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu
normal). Adanya peningkatan titik patokan ini disebabkan karena termostat tadi
menganggap bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah
respon dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan
panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal
karena memang “setting” hipotalamus yang mengalami gangguan oleh mekanisme di
atas inilah yang disebut dengan demam. Karena itu, untuk bisa mengembalikan
setting termostat menuju normal lagi, perlu menghilangkan prostaglandin tadi
dengan obat-obat yang bisa menghambat sintesis prostaglandin. (Senyawa Obat)
Contoh produk
dari acetosal adalah bodrexin (tablet), aspilet, minigrip. (ISO)
Alat
dan bahan
Alat
:
Ø Tabung
reaksi ,
Ø Cawan
penguap
Ø Pipet
tetes
Ø Tisu
, kaca preparat
Ø Serbet
Ø Bunsen
Ø Sendok
tanduk
Ø Lampu
UV
Ø Mikroskop
Bahan :
Ø
FeCl3
Ø
Etanol
(C2H5OH)
Ø
Asam
sulfat (H2SO4)
Ø
Frohde
Ø
Acetosal
Ø
Marquis
Ø
KOH
Ø
Aseton
Prosedur kerja:
1. Lakukan
uji organoleptis meliputi pengamatan warna, bau, rasa, tekstur
2. Pembuatan
larutan induk asetosal
Siapkan acetosal yang akan diuji lalu larutkan asetosal dalam tabung reaksi
menggunakan aquades (nb. Larutan induk dibuat jenuh).
3. Mereaksikan
larutan acetosal dengan FeCl3
Ambil 1-2 ml larutan masukkan kedalam
tabung reaksi yang lain, lalu reaksikan dengan tetes demi tetes FeCl3 2%,
lihat hasilnya dan catat.
4. Mereaksikan
larutan acetosal dengan frohde
Ambil 1-2 ml larutan induk, masukkan kedalam tabung reaksi dan reaksikan dengan
Frohde lalu amati dan catat hasilnya.
5. Mereaksikan
larutan acetosal dengan Marquis
Ambil 1-2 ml larutan induk masukkan ke
dalam tabung reaksi dan reaksikan dengan 3 tetes formaldehid 25%, lalu ditambah
3-4 tetes H2SO4 pekat (lakukan di lemari asam) , lalu
amati dan catat hasilnya.
6. Mereaksikan
serbuk acetosal dengan etanol dan asam sulfat
Ambil serbuk acetosal taruh di cawan
petri lalu tambahkan 2 ml etanol dan 2
ml asam sulfat, amati hasil terutama baunya, lalu catat hasilnya.
7. Mereaksikan
larutan acetosal dengan KOH dan Etanol
Ambil sedikit larutan acetosal masukkan ke dalam tabung reaksi
panaskan dengan 1 tetes KOH dalam etanol.
Setelah dingin tambahkan 1 tetes FeCl3,
amati dan catat hasilnya.
8. Letakkan
serbuk putih acetosal dibawah sinar lampu UV lalu amati dan catat hasilnya.
9. Mereaksikan
larutan acetosal dengan aseton.
Larutan acetosal ditambah aseton
ditambah air akan terbentuk Kristal lalu amati dimikroskop dan catat hasilnya.
4. Pembahasan
1. Acetosal
direaksikan dengan FeCl3
menghasilkan warna ungu untuk
mengetahui adanya gugus enol.
2.Acetosal direaksikan dengan marquis
menghasilkan cincin merah bata. Reaksi
ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gugus enol. Zat uji dilarutkan dengan H2SO4 (p) + larutan formalin
encer di dalam tabung reaksi, maka akan terbentuk cincin
merah bata.
3. Acetosal
direaksikan dengan etanol + asam sulfat P (reaksi esterifikasi) menghasilkan
bau seperti balsem. Reaksi esterifikasi berfungsi untuk mengetahui adanya asam
asetat.
4.
Acetosal direaksikan dengan etanol+KOH mrnghasilkan warna ungu. Reaksi ini
digunakan untuk mengidentifikasi adanya gugus
metil.
4.
Kesimpulan
Perlakuan
|
Acetosal
|
Asam
salisilat
|
Organoleptis
Bentuk
Rasa
|
Kristal
bulat
Asam
|
Kristal
jarum
Tidak
berasa
|
Larutan
+ frohde
|
Ungu
|
Kuning
muda
|
5.
Daftar Pustaka
1. Auterhoff,
harry dan Karl-Artur Kovar. 1987. Identifikasi
obat terbitan keempat. ITB : Bandung.
2. Laco
3. Farmakope
Indonesia edisi keempat
No comments:
Post a Comment