EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI
BUNGA MELATI
Oleh Kelompok : 8
1. Fandhi
Yan Patra Nugraha (11.013)
2. Venty
Selviana (11.043)
3. Yunita
Cesarizka (11.046)
AKADEMI ANALISIS FARMASI DAN
MAKANAN
PUTRA INDONESIA MALANG
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG
Minyak atsiri merupakan zat berbau yang
terkandung dalam tanaman. Minyak atsiri disebut juga minyak menguap, minyak
etiris, atau minyak esensial karena pada suhu kamar mudah menguap di udara
terbuka ( buku Tanaman Obat). Minyak atsiri biasanya digunakan sebagai bahan
dalam pembuatan minyak wangi. Kandungan tersebut diekstrak dari daun, Bunga,
kulit dan akar .
Minyak atsiri salah satunya dapat kita
jumpai pada bunga melati. Komponen utama di dalam minyak bunga melati yang
telah dikenal pasti ialah benzil asetat dan benzaldehid.Minyak atsiri bunga
melati sangat diminati sebagai bahan pembuatan parfum, akan tetapi belum banyak
terpenuhi karena proses yang cukup lama dan biaya yang mahal untuk itu dalam
percobaan kali ini praktikan akan
melakukan pengambilan minyak atsiri
dengan metode yang lebih sederhana yaitu metode maserasi.
Ektraksi maserasi adalah proses
ekstraksi bahan nabati dengan cara merendam dengan pelarut nonpolar dalam
jangka waktu tertentu. Pelarut yang biasa digunakan dalam ektraksi minyak
atsiri adalah etanol. Etanol digunakan sebagai pelarut dalam ektraksi minyak
atsiri karena etanol lebih mudah menguap dibandingkan dengan minyak atsiri.
Hasil maserasi minyak atsiri tersebut
kemudian dimurnikan dengan menggunakan metode evaporasi. Metode evaporasi
dilakukan dengan pemberian panas pada cairan filtrat untuk menguapkan etanol.
1.2. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
kegunaan dari minyak atsiri bunga melati ?
2. Metode
apa yang tepat digunakan untuk pengambilan minyak atsiri ?
3. Pelarut
apa yang sesuai untuk pengambilan minyak atsiri ?
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kegunaan dari minyak
atsiri.
2. Untuk mengetahui metode yang tepat untuk
pengambilan minyak atsiri.
3.
Untuk
mengetahui pelarut yang sesuai untuk pengambilan minyak atsiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. MINYAK
ATSIRI
Minyak atsiri adalah zat berbau yang
terkandung dalam tanaman. Minyak atsiri disebut juga minyak menguap, minyak
etiris, atau minyak esensial karena pada suhu kamar mudah menguap di udara
terbuka. Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemar, minyak atsiri umumnya
tidak berwarna. Pada penyimpanan lama minyak
atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah menjadi
lebih tua (gelap). Untuk mencegah supaya tidak berubah warna, minyak atsiri
harus terlindung dari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas
yang berwarna gelap. Bejana tersebut juga diisi sepenuh mungkin sehingga tidak
memungkinkan berhubungan langsung dengan oksigen udara, ditutup rapat, serta
disimpan ditempat yang kering dan sejuk.
Minyak atsiri dalam berbagai organ,
seperti di dalam rambut kelenjar (pada family labiatae), di dalam sel-sel
parenkim (misalnya family piperaceae), di dalam saluran minyak yang disebut vitae (family umbelliferae), di dalam
rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada family Pinaceae dan Rutaceae). Pada
bunga mawar minyak atsiri banyak terdapat pada mahkota bunga.
Minyak atsiri bukan merupakan senyawa
tunggal, tetapi tersusun dari berbagai macam komponen yang secara garis besar
terdiri dari kelompok terpenoid dan fenil propana.
Sifat
– sifat dari minyak
atsiri antara lain:
1. Tersusun
oleh bermacam-macam komponen senyawa.
2. Memiliki
bau khas.
3. Mempunyai
rasa getir
4. Dalam
keadaan murni mudah menguap pada suhu kamar sehingga bila diteteskan pada
selembar kertas maka ketika dibiarkan menguap, tidak meninggalkan bekas noda
pada benda yang ditempel.
5. Bersifat
tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak bisa berubah menjadi tengik
(rancid).
6. Bersifat
tidak stabil dengan pengaruh lingkungan, baik pengaruh oksigen udara, sinar
matahari (terutama gelombang ultra violet) dan panas karena terdiri dari
berbagai macam komponen penyusun.
7. Indeks
bias umumnya tinggi.
8. Pada
umumnya bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan rotasi yang
spesifik karena banyak komponen yang memiliki atom C asimetrik.
9. Pada
umumnya tidak dapat bercampur dengan air, tetapi cukup dapat larut hingga dapat
memberikan baunya kepada air walaupun kelarutannya sangat kecil.
10. Sangat
mudah larut dalam pelarut organik.
Minyak
atsiri digolongkan menjadi beberapa golongan, antara lain :
1. Minyak
atsiri hidrokarbon.
Minyak
atsiri kelompok ini komponen penyusunnya sebagian besar terdiri dari
senyawa-senyawa hidrokarbon.
a. Minyak
terpentin
Minyak
terpentin diperoleh dari tanaman-tanaman bermarga pinus (family pinaceae).
b. Oleum
cubebae
Oleum cubebae adalah minyak atsiri
yang diperoleh dari hasil penyulingan dari buah Piper cubeba (kemukus, family piperaceae) yang disimpan dalam botol
gelap tertutup rapat, di tempat sejuk, dan terlindung dari cahaya. Oleum cubebae dengan bau yang khas
kemukus tidak boleh berwarna atau sedikit hijau atau kuning kehijauan.
2. Minyak
atsiri alcohol
Alcohol yang
terdapat dalam minyak atsiri digolongkan kedalam tiga jenis, yaitu alcohol
asiklis, alcohol monosiklis, dan alcohol disiklis.
Minyak pipermen merupakan minyak atsiri
alcohol yang penting diantara minyak atsiri alcohol yang lain. Minyak ini
dihasilkan oleh daun tanaman Mentha
piperita.
3. Minyak
atsiri fenol
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri
fenol. Minyak ini diperoleh dari tanaman Eugenia
cayophyllata atau Syzigium
caryophillum (family Myrtaceae).Bagian tanaman yang dimanfaatkan adalah
bunga dan daun. Namun demikian, bunga lebih utama dimanfaatkan karena
mengandung minyak atsiri sampai 20%.
Minyak atsiri bunga melati termasuk golongan
minyak atsiri fenol. Minyak atsiri dari bunga melati memiliki aroma yang khusus
dapat memberikan aromaterapi sebagai antidepresi, aprodisia , meningkatkan daya
ingat, dan meninkatkan elastisitas kulit.
Minyak
atsiri bunga melati memiliki kegunaan sebagai berikut, antara lain :
Ø Menenangkan dan menstabilkan sistem
syaraf.
Ø Mempertahankan fungsi sistem
reproduksi wanita: mengatasi haid tidak teratur,
Ø menghilangkan rasa sakit pada saat
haid, dsb.
Ø Menjaga
kelembaban dan kehalusan kulit, dan mempertahankan kesehatannya
4. Minyak
atsiri eter fenol
Minyak adas merupakan minyak atsiri eter
fenol. Minyak adas berasal dari hasil penyulingan Pimpinella anisum. Minyak adas produksi local digunakan sebagai
campuran jamu tradisional. Bagian tanaman yang dimanfaatkan adalah buahnya.
5. Minyak
atsiri oksida
Minyak kayu
putih merupakan minyak atsiri oksida. Diperoleh dari isolasi daun Melaleuca leucadendron.
6. Minyak
atsiri ester
Minyak gondopuro merupakan atsiri ester.
Minyak atsiri ini diperoleh dari isolasi daun dan batang Gaultberia procumbens.
Minyak atsiri digunakan karena berbagai
alasan dan berbagai macam cara, minyak atsiri menimbulkan efek nyata pada
sistim saraf sentral , meredakan depresi dan menciptakan sensasi
melegakan.Banyak minyak atsiri dugunakan sebagai parfum.Minyak atsiri
dihasilkan dari beberapa kilogram bunga melati dan hanya dihasilka beberapa ml
minyak atsiri. Lebih lengkapnya minyak atsiri dimanfaatkan sebagai aroma terapi dalam bentuk sediaan obat. Minyak
atsiri sering dilarutkan dan sering dicampur dengan bahan kimia sintesis.
Secara komersial , minyak atsiri
dimanfaatkan sebagai 3 bahan utama.
1.
Pemberi rasa: digunakan sebagai penambah
rasa pada roti, permen, daging dan minuman bersoda.
2.
Bahan farmasi : digunakan sebagai
penghilang rasa sakit dalam proses pencabutan gigi.
3.
Sebagai parfum : digunakan dalam produk
kosmetik , sabun , detergen ,
2.2.
BUNGA
MELATI (Jasminum
sambac, Ait)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
Classis :
Magnoliopsida
(berkeping dua /
dikotil)
Sub class :
Asteridae
Ordo :
Scrophulariales
Spesies : Jasminum sambac
Di Indonesia, bunga Melati dikenal luas dengan berbagai nama
daerah seperti Meulu cut atau Meulu China (Aceh), Menyuru
(Banda), Menuh (Bali), Mundu (Bima dan Sumbawa), Melur
atau Melor (Gayo dan Batak Karo), Menur, Mlati, atau
Melati (Jawa dan Sunda), Malete (Madura), dan Manyora
(Timor). Di Inggris bunga ini dikenal sebagai Jasmine, sesuai dengan
nama genus bunga ini, Jasminum.
Melati (Jasminum spp.) adalah suatu
jenis tanaman merambat dengan bunga berbentuk seperti terompet dan harum. Dalam
klasifikasi tumbuhan, melati dimasukkan dalam marga Jasminum, suku Oleaceae dan
bangsa Oleales.
Melati adalah tanaman perdu tahunan,
tegak atau merambat. Tanaman ini dapat dipakai baik sebagai tanaman hias pot,
pengisi halaman rumah maupun dibudidayakan sebagai perkebunan khusus. Tanaman
melati bisa tumbuh dari mulai dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di
atas permukaan laut. Keadaan tanah dan iklim adalah hampir sama untuk semua
jenis melati. Tipe tanah yang dibutuhkan untuk budidaya melati secara komersial
adalah remah, porous, tidak mudah tergenang dan mempunyai pH tanah 6-7,
berpasir dan kaya akan bahan organik. Bunga melati akan tumbuh baik bila
daerahnya panas, cukup kering dan terkena sinar matahari penuh (Pizzetti dan
Cocker, 1968).
Bunga yang harum baunya ini dapat
berbunga setengah tahun dan dapat tumbuh subur pada tanah yang gembur, tanaman
ini harus cukup mendapatkan sinar matahari , bunga melati dapat
dikembang-biakkan dengan cara stek, tunas tunas baru akan tampak setelah
berusia sekitar 6 minggu, tumbuhan yang.
Melati merupakan tanaman hias yang
menjadi lambang pesona bunga Indonesia, berbunga putih mungil dengan aroma khas
yang memberi kesan romantis. Mahkota bunga bervariasi dari tunggal hingga yang
bersusun seperti bunga mawar kecil. Warna bunga umumnya putih, namun beberapa
spesies ada yang berwarna kuning (J. bignoniaceum, J. fruticans, J. humile,
J.humile revolutum, J. mesnyi, J. nudiflorum, J. primulinum), merah atau pink
seperti J. besianum, Forest and Diels, maupun waktu kuncup pink atau merah
muda, namun sesudah mekar berwarna putih seperti pada J. grandiflorum, Linn.
Melati yang sudah banyak dikenal di Indonesia ada 3 jenis yang mempunyai
potensi untuk dikembangkan yaitu J. sambac Maid of Orieans, J. sambac Grand
Duke of Tuscany dan J. officinale. J. sambac Grand Duke of Tuscany. Seperti
halnya Maid of Orleans namun mempunyai mahkota bunga yang bertumpuk, dengan sosok
bunga yang besar, berwarna putih bersih dengan keharuman lebih tajam
dibandingkan J. sambac Maid of Orleans. Daunnya berhadaphadapan, umumnya lebih
dari 2 daun dan berkisar 3 – 5 daun.
J. officinale, Linn
(Melati Gambir). Disebut juga Poet’s jasmine, Free flowering jasmine, White,
Sweet atau Common jasmine. Tanamannya tumbuh agak merambat berupa perdu,
batangnya lemah dibandingkan J. sambac Maid of Orleans. Daunnya sempit dan
kecil, majemuk bersirip ganjil, bertekstur halus dan berwama hijau terang.
Bunganya kecil memanjang dengan warna merah tua atau merah gambir pada waktu
kuncup dan menjadi putih
sesudah mekar. Bunganya dipetik untuk bahan pewangi teh.
2.3. EKSTRAKSI
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif
dari bagian tanaman obat. Adapun tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik
komponen kimia yang terdapat dalam simplisia.
Secara
umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi:
1.
Senyawa kimia telah diketahui
identitasnya untuk diekstraksi dari organisme. Dalam kasus ini, prosedur yang
telah dipublikasikan dapat diikuti dan dibuat modifikasi yang sesuai untuk
mengembangkan proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
2.
Bahan diperiksa untuk menemukan
kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya alkaloid, flavanoid atau saponin,
meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini bahkan keberadaannya belum
diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang dapat digunakan untuk
senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal ini diikuti
dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok senyawa kimia
tertentu
3.
Organisme
(tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional, dan biasanya
dibuat dengan cara, misalnya Tradisional Chinese medicine (TCM) seringkali
membutuhkan herba yang dididihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan
sebagai obat. Proses ini harus ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui
kajian ilmiah biologi atau kimia lebih lanjut, khususnya jika tujuannya untuk
memvalidasi penggunaan obat tradisional.
4.
Sifat
senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara apapun.
Situasi ini (utamanya dalam program skrining) dapat timbul jika tujuannya
adalah untuk menguji organisme, baik yang dipilih secara acak atau didasarkan
pada penggunaan tradisional untuk mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas
biologi khusus.
Proses
pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif,
zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat
akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi
keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel.
Ekstraksi dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, antara lain:
1.
Maserasi
Maserasi marupakan cara panyarian yang sederhana.
Masrasi dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel
dan masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut
dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel
dengan yang diluar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa
tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan
diluar sel dan didalam sel.
Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang
mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung
zat yang mudah mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin,
stirak dan lain-lain.
Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol,
air etanol atau pelarut lain. Bila cairan penyari digunakan air maka untuk
mencegah timbulnya kapang, dapat ditambahkan bahan pengawet yang diberikan pada
awal penyarian.
Keuntungan cara penyarian
dengan metode maserasi adalah
cara pengerjaan dan peralatan sederhana dan mudah diusahakan.
Kelemahan dari metode ini:
1. Proses penyariannya tidak sempurna,
karena zat aktif hanya mampu terekstraksi sebesar 50% saja.
2.
Prosesnya lama, butuh waktu beberapa
hari.
2.
Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk
simplisia dimaserasi selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam
bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari
dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan penyari akan
melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai keadan jenuh.
Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena gravitasi, kohesi, dan berat cairan di
atas dikurangi gaya kapiler yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat yang
diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.
3.
Soxhletasi
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara
serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring
sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga
menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan
penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan
jika cairan penyari
telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun
kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi.
Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak
noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.
2.4. FILTRASI
Filtrasi
adalah pembersihan partikel
padat dari suatu fluida
dengan melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya
padatan akan terendapkan. Range filtrasi pada industri mulai dari penyaringan
sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa
cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan,
padatan, atau keduanya. Suatu saat justru limbah padatnyalah yang harus
dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang.
2.5. EVAPORASI
Evaporasi adalah proses penguapan yang
timbul akibat diberikan uap panas (steam) dalam suatu peralatan.
Evaporasi didasarkan pada proses
pendidihan secara intensif yaitu :
1. Pemberian panas ke dalam cairan,
2. Pembentukan gelembung-gelembung (bubbles)
akibat uap,
3. Pemisahan uap dari cairan, dan
4. Mengkondensasikan uapnya.
Faktor
penentu evaporasi :
Panas
àperubahan
bentuk cair dan gasàshortwave radiation lebih berpengaruh
(ketinggian tempat dan musim)àlongwave hanya menambah panas
yangdihasilkan oleh shortwave
Suhu
udara, permukaan bidang penguapan (air, vegetasi, dan tanah)
2.6. WATER BATH
Water Bath
merupakan peralatan yang berisi air yang bisa mempertahankan suhu air
pada kondisi tertentu selama selang waktu yang ditentukan.
Prinsip
kerja:
Pada saat dingin
mensterilisasi steker dihidupkan, dipilih suhu (temperatur) yang diinginkan
(jika memungkinkan) dan atur. Pengaturan harus dilakukan sesuai dengan pembacaan thermostat (bila
tersedia), atau sesuai dengan suatu sistem pengawasan suhu.
Water
bath dapat digunakan untuk :
1.
Pemanasan pada suhu rendah 300C
sampai 1000C
2. Menguapkan
zat atau larutan dengan suhu yang tidak terlalu tinggi
Water bath menggunakan daya listrik
yang rendah sehingga sangat ekonomis dan efisien. Pada laboratorium
mikrobiologi, water bath digunakan untuk menginkubasi kultur mikrobiologi.
Secara
sederhana alat ini menggunakan pemanas pada air yang dipanaskan dengan api
maupun dengan listrik atau uap dari air.
Bagian-bagian water bath :
1.
Pengatur
suhu
2.
Pengaman kedudukan tinggi air
3.
Penangas air bisa dilengkapi motor penggerak sehingga dapat
berfungsi sebagai alat pengocok
4.
Elemen pemanas dengan listrik
5.
Tangas uap mempunyai satu hingga enam buah lubang untuk
menaruh/meletakkan benda yang akan diuapkan
Cara kerja
water bath :
1. Air dimasukkan ke dalam bejana
2. Atur suhu yang dikehendaki dan
hidupkan water bath
3. Masukkan benda yang akan dipanaskan
ke dalam air ( untuk tangas air ) letakkan benda pada salah satu lubang ( untuk
tangas uap ), ingat lubang lain yang tidak digunakan tetap ditutup.
Kalibrasi
:
Paling tidak dilakukan dua kali per
tahun (2x/tahun), termometer waterbath harus dicek oleh petugas yang
bertanggung jawab untuk hal ini atau seseorang yang diberi tugas oleh Kepala
laboratorium, dengan menggunakan termometer terkalibrasi. Interval uji
penyimpanan (deviasi) harus didokumentasikan/ dicatat pada buku peralatan. Bila
alat teroperasi tanpa mengindahkan suhu yang diinginkan, prosedur ini
tidak perlu dilakukan, alat harus diberi label yang sesuai untuk ini.
Dalam kasus terjadinya penyimpangan
lebih tinggi atau lebih rendah ± 50C, yang ditunjukkan oleh
termometer pada alat, harus ditentukan faktor koreksi (suhu yang diinginkan/
suhu terukur) dan dicantumkan secara jelas pada alat. Pada kasus lainnya dari
deviasi suhu yang diijinkan, harus didokumentasikan pada buku alat.
2.7. PELARUT
Pelarut adalah benda cair
atau gas yang melarutkan benda padat, cair atau gas, yang menghasilkan sebuah
larutan. Pelarut paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang juga umum digunakan adalah bahan kimia organik
(mengandung karbon) biasanya disebut pelarut organik. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pelarut)
Pelarut
dapat dibedakan menjadi tiga macam, antara lain:
a.
Pelarut Protik Polar
Protik
menunjukkan atom hidrogen yang menyerang atom elektronegatif yang dalam hal ini
adalah oksigen. Dengan kata lain pelarut protik polar adalah senyawa yang
memiliki
rumus umum ROH. Contoh dari pelarut protik polar ini adalah air (H2O), metanol (CH3OH), dan asam
asetat (CH3COOH).
b.
Pelarut Aprotik Dipolar
Aprotik
menunjukkan molekul yang tidak mengandung ikatan O-H. Pelarut dalam kategori
ini, semuanya memiliki ikatan yang memilki ikata dipol besar. Biasanya
ikatannya merupakan ikatan ganda antara karbon dengan oksigen atau nitorgen.
Contoh dari pelarut yang termasuk kategori ini adalah aseton [(CH3)2C=O]
dan etil asetat (CH3CO2CH2CH3).
c.
Pelarut Nonpolar
Pelarut nonpolar merupakan senyawa yang memilki
konstanta dielektrik yang rendah dan tidak larut dalam air. Contoh pelarut dari
kategori ini adalah benzena, karbon
tetraklorida (CCl4) dan dietil eter.
Etanol
merupakan cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan
menyebabkan rasa terbakar pada lidah, dan merupakan alkohol
yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etanol mudah menguap
walau dalam suhu rendah dan mendidih pada suhu 780. Mudah terbakar (
Farmakope Indonesia IV ). Senyawa ini merupakan obat psikoaktif
dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer
modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua.
Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai
tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris
C2H6O.
Ia merupakan isomer
konstitusional dari dimetil eter.
Etanol sering disingkat menjadi EtOH,
dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).
Fermentasi gula menjadi etanol merupakan salah
satu reaksi organik
paling awal yang pernah dilakukan manusia. Efek dari konsumsi etanol yang
memabukkan juga telah diketahui sejak dulu. Pada zaman modern, etanol yang
ditujukan untuk kegunaan industri dihasilkan dari produk sampingan pengilangan
minyak bumi.
Etanol banyak digunakan sebagai pelarut
berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia.
Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam
kimia, etanol adalah pelarut yang
penting sekaligus sebagai stok umpan
untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama
digunakan sebagai bahan bakar.
Rumus
struktur etanol
1. Alat
:
·
Beaker glass
·
Evaporator
·
Batang pengaduk
·
Saringan
·
Elenmeyer
·
Aluminium
foil
·
Waterbath
2. Bahan
:
§ Bunga
melati
§ Etanol
96%
§ Air
3.2. Prosedur
kerja :
1.
Pilih dan cuci bunga melati yang masih segar.
2.
Masukkan
sebanyak 175 g bunga melati kedalam beaker glass.
3.
Rendam
dengan cairan penyari etanol 1,5
liter (75 bagian pelarut
dalam 10 bagian tanaman segar).
4.
Tutup
dan biarkan selama 5 hari sambil sesekali diaduk.
5.
Setelah
5 hari, ambil filtrat dengan cara menyaring dan memeras residu.
6.
Beaker
glass ditutup dan dibiarkan ditempat sejuk selama 2 hari.
7.
Fitrasi, untuk memisahkan partikel
(bunga melati dengan filtrat)
8. Lakukan destilasi di dalam evaporator
vakum pada suhu 800C,
hingga pelarut menguap dan menyisakan larutan semi padat berwarna merah
kecoklatan yang disebut konsentrat.
9. Penguapan
dengan waterbath
10. Lakukan identifikasi minyak atsiri dengan cara:
Ø
Filtrat
diuapkan pada cawan penguap
Ø
Residu dilarutkan dengan 5 ml etanol
Ø
Disaring dengan kertas saring
Ø
Filtratnya diuapkan pada cawan penguap
Ø
Residu → berbau aromatik (minyak atsiri)
3.3.
Pemilihan
dan pencucian bunga
melati
|
Diagram
alir
Endapkan kembali filtrat selama 2 hari
|
Penguapan
pelarut dengan cara evaporasi
|
Penguapan
dengan water bath
|
Identifikasi
minyak atsiri
|
Gambar alat
Beaker glass Evaporator waterbath
Batang pengaduk Saringan Corong Kertas Saring
Erlenmeyer Aluminium foil Cawan
Penguap
BAB
IV
PEMBAHASAN
Minyak atsiri bunga melati
merupakan minyak atsiri yang terdapat dalam bunga melati. Minyak atsiri bunga
melati merupakan golongan minyak atsiri fenol.
Salah satu fungsi dari minyak atsiri bunga melati adalah sebagai bahan
baku pembuatan parfum.
Minyak atsiri terdapat pada kantung-kantung minyak
dalam jaringan tumbuhan sehingga diperlukan
suatu usaha untuk mengeluarkannya. Salah satu caranya adalah dengan melakukan
maserasi.
Prinsip dari maserasi adalah merendam simplisia dalam
suatu wadah menggunakan pelarut penyari tertentu selama beberapa hari sambil sesekali diaduk,
lalu disaring dan diambil filtratnya.
Perbandingan bahan dan pelarut dapat mempengaruhi
hasil ekstraksi. Perbandingan yang baik antara bahan dan pelarut adalah 10:75 (Sediaan Galenik hal 11). pelarut
yang digunakan adalah etanol dengan konsentrasi 96% karena minyak atsiri dapat
larut dalam etanol dengan konsentrasi yang tinggi tanpa adanya penambahan air
lagi. Penggunaan etanol dengan konsentrasi kurang
dari 35% akan menyebabkan terekstraknya gum sehingga mempersulit penyaringan.
Penggunaan etanol dengan konsentrasi lebih
dari 70% akan menghasilkan ekstrak dengan kandungan minyak atsiri tinggi, yang akan mengendap pada bagian bawah
ekstrak.
Hasil ekstraksi umumnya masih mengandung bahan ikutan lain
yang terdapat dalam residu. Yang dimaksud dengan bahan ikutan lain adalah
kuncup bunga melati. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan antara filtrat
dan residu. Penyaringan yang pertama dilakukan dengan menggunakan saringan
dengan diameter yang lebih besar untuk memisahkan antara kuncup bunga melati
dengan filtratnya. Penyaringan yang kedua dilakukan dengan corong dan kertas
saring yang fungsinya untuk menyaring zat pengotor yang belum tersaring
sempurna pada penyaringan pertama.
Pelarut yang masih terdapat dalam filtrat harus diuapkan
dengan menggunakan metode evaporasi. Penguapan pelarut dilakukan dalam keadaan
vakum menggunakan rotary vacum
evaporator. Pemekatan dilakukan sampai tidak ada pelarut yang menguap, masing-masing
memerlukan waktu penguapan yang berbeda, tergantung jumlah pelarut yang
digunakan. Suhu yang digunakan dalam penguapan dengan evaporator adalah 800C
yang dimaksudkan untuk menguapkan atau menghilangkan etanol sehingga yang
tertinggal hanyalah minyak atsiri.
Hasil
pengamatan menyatakan bahwa dari 175 g bunga melati segar dapat menghasilkan
minyak atsiri sebanyak 240ml atau ektrak
kental
sebanyak 21,842 g.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah
praktikum dilakukan, dapat disimpulkan bahwa metode yang sesuai untuk
pengambilan minyak atsiri bunga melati adalah metode maserasi dimana pelarut
yang digunakan adalah etanol 96%.
Hasil ekstraksi diketahui
dengan uji identifikasi yang membuktikan bahwa ektrak adalah minyak atsiri
melati dilihat dari bau aromatis hasil identifikasi.
5.2 SARAN
Dari praktikum yang sudah kami
lakukan hasil yang kami peroleh belum berupa minyak atsiri murni. Untuk
mendapatkan minyak atsiri murni sebaiknya dilakukan metode selanjutnya, yaitu
dengan mencampur konsentrat dengan etanol 96% yang dapat mengikat minyak
atsiri, lalu didinginkan pada lemari pendingin hingga ada endapan lilin
kemudian disaring dan di destilasi vakum. Dan hasil dari destilasi vakum
tersebut adalah minyak atsiri murni.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Didik. 2004. Ilmu Obat Alam ( farmakognosi jilid 1 ). Jakarta
: Penebar Swadaya
Ditjen POM.1986.Sediaan Galenik. Jakarta:Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.1979.Materia Medika
Jilid IV.Jakarta:Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan
Melati . http.plantamor.com/index.php?plant=726
Dinda . Ekstraksi . medicafarmasi.blogspot.com/2008/11/ekstraksi.html , 11
September 2008